Saturday, 28 April 2012

B1A4

Hei para readers! Aku balik lagi nih *cling, muncul asap* haha, lupakan. kali ini, aku bakalan ngebahas boyband asal korea selatan yang unyu-unyu membernya. ada yang dah bisa nebak? Nih aku punya fotonya

ada yang tau siapa? yap, betul. Itu tuh yang namanya B1A4. kenapa namanya B1A4? B1A4 itu artinya Be the One, All for One. maksudnya, para membernya akan melakukan yang terbaik, karena semua mengharapkan hal itu untuk mereka. B1A4 bisa juga berasal dari golongan darah para membernya. Baro, salah satu member B1A4, bergolongan darah B, sedangkan member lain bergolongan darah A.
B1A4 berada dalam naungan WM Entertaiment sejak 2011 di Korea Selatan. B1A4 juga berada dalam naungan Pony Canyon di Jepang. B1A4 pertama kali merilis Let's Fly. B1A4 sudah beberapa kali mendapat penghargaan sejak debut mereka. Walaupun belum lama debut, mereka sudah sangat terkenal. Album B1A4 yang terbaru, Ignition. Dan juga lagu baru B1A4 yang dirilis pada 14 Maret lalu, Baby I'm Sorry. Nama dari fans B1A4 adalah BANA. Leader B1A4 (Jinyoung) yang memberikan nama itu untuk memperingati 100 hari sejak debut mereka. BANA berasal dari kata BA (Kita, B1A4) NA (Fans kita!), dan jika digabungkan menjadi kita (B1A4) telah datang untuk satu sama lain (BANADA)!
Readers, sekarang mari kita lihat para member B1A4. Ini dia!

Saturday, 14 April 2012

No Min Woo (Boyfriend)


Nama : Min Woo

Nama asli : No Min Woo (노민우)

Posisi di grup : rapper dan dancer

Tanggal lahir : 31 Juli 1995

Tempat lahir : Korea Selatan

Tinggi : 174 cm

Golongan darah : AB

Zodiak : Leo


Pendidikan : School of Performing Arts Seoul'


Agensi : Starship Entertainment

Serial TV/Film
 
1. Amnok River Flows (SBS, 2008)
 
2. Wife and Woman is Kwon Seung Il (KBS2, 2008)
 
3. Ghost Chul Kim Pang Pang is Doo (SBS, 2007)
 
4. My Sweetheart My Darling (KBS1, 2005)
 
Fakta Min Woo :
 
1. Min Woo suka menggembungkan pipinya ketika sedang berkonsentrasi


2. Min Woo merupakan fans dari Jessica SNSD


3. Min Woo adalah member yang mudah sekali berkeringat, maka dia dijuluki "Wet Boy"


4. Min Woo menyukai Mickey Mouse


5. Min Woo adalah member yang mudah bad mood


6. Min Woo mempunyai saudara perempuan bernama Eunbin


7. Merah adalah warna favorit Min Woo


8. Min Woo adalah Leader Dance Boyfriend


9. Min Woo menjadi trainee di Starship Entertaiment selama 3 tahun


10. Min Woo adalah member Boyfriend yang memiliki fans paling banyak


11. Min Woo pernah menggunakan tissu bekas Young MIn untuk mengelap keringatnya


12. Min Woo juga dijuluki "Pollution Man" karena dia banyak menggunakan tissu untuk mengelap keringatnya


13. Min Woo dapat membedakan Young Min dan Kwang Min


14. Min Woo pandai melakukan wink (mengedipkan salah satu mata)


15. Saat kecil, Min Woo memenangkan penghargaan "Best Actor"


16. Min Woo tidak bisa bermain game dan selalu kalah jika dia bermain game


17. Min Woo ingin menjadi orang yang rendah hati dan tidak ingin mengecewakan orang lain


18. Min Woo merasa bangga dengan gerakan dancenya


19. Min Woo suka naik turun tangga jika ia sedang bosan


20. Min Woo lebih menyukai Hyunseong daripada member Boyfriend yang lain


21. Menurut Young Min, Min Woo adalah member Boyfriend yang memiliki senyum paling indah


22. Sebelum debut, Min Woo sudah terkenal di sekolahnya


23. Min Woo adalah salah satu dari dua anggota yang dapat berbahasa inggris meskipun tidak fasih


24. Min Woo suka memakan kol korea


25. Min Woo menyukai semua jenis makanan


26. Min Woo adalah member Boyfriend yang paling perhatian


27. Min Woo adalah seorang kristiani


28. Min Woo adalah penari latar K. Will sebelum dia debut


29. Min Woo tidak bisa membedakan paku asli dengan paku palsu


30. Min Woo akan melakukan sit up sebelum tidur

Thursday, 12 April 2012

Jo Young Min (Boyfriend)

 
Nama : Youngmin

Nama Asli : Jo Young Min (조영민)

Posisi di group : vokalis

Tanggal Lahir : 24 April 1995

Tempat Lahir : Korea Selatan

Tinggi : 180 cm

Golongan Darah : A

Zodiak : Taurus

Pendidikan : School of Performing Arts Seoul


Agensi : Starship Entertainment

Serial TV/Film :

1. They're Twin (Sitcom) (2001)

2. Truth Game

3. Happy Together

4. Coffee Prince (Parody) - boyfriend

5. All My Love (MBC, 2010)

6. Boyfriend W Academy (Mnet, 2012)


Fakta Young Min :

1. Pada bagian tubuhnya, yang paling disukai Young Min adalah matanya

2. Young Min tidak suka jamur

3. Makanan favorit Young Min adalah pasta

4. Warna Favorit Young Min adalah Hitam, Kuning dan Biru

5. Young Min sangat takut pergi ke toilet sendirian pada malam hari

6. Young Min sangat suka mendengarkan musik sebelum tidur

7. Film Favorit Young Min adalah A Bittersweet Life (Dalkomhan insaeng)

8. Youngmin memiliki saudara kembar bernama Kwang Min

9. Youngmin memiliki mata yang lebih besar dari pada Kwang Min

10. Youngmin sangat mengidolakan Kim Hyun Joong SS501

11. Member favorit Youngmin di Boyfriend adalah Dong Hyun

12. Youngmin tidak bisa menggambar / melukis

13. Youngmin adalah member Boyfriend yang paling suka telat menurut Dong Hyun

14. Youngmin lahir 6 menit  lebih dulu dari Kwangmin (*Youngmin kakak -  Kwangmin adik)

15. Jeongmin berpikir bahwa member paling mengganggu adalah Youngmin sementara Youngmin berpikir bahwa jeongmin member yang paling bermasalah

16. Youngmin sangat menyukai kucing

17. Youngmin adalah member Boyfriend yang mudah lelah

18. Youngmin menyukai Winnie the pooh

19. Young Min dan Kwang Min tidur di waktu yang sama dan posisi yang sama

20. Youngmin sangat takut petasan

21. Youngmin pandai melakukan wink (mengedipkan salah satu mata)

22. Menurut fans Boyfriend, Young Min adalah member yang paling berkarisma. Maka Young Min dijuluki “Prince of Charisma / Pangeran Karisma”

23. Ada yang mengatakan kalau Youngmin itu lebih cantik dari seorang gadis

24. Youngmin dan Minwoo sering disebut-sebut sebagai couple Boyfriend (Youngwoo couple)

25. Youngmin akan mencuci tangannya ketika dia sedang gugup atau stres

26. Sebelum debut di bawah Starship Entertainment, Youngmin adalah seorang trainee di JYP entertainment

27. Youngmin sangat emosional

28. Jika nama Young Min dan Kwang Min digabungkan menjadi YoungKwang, nama itu memiliki sebuah arti, yaitu “kehormatan”

29. Young Min pasti bangun jika Min Woo yang membangunkannya dengan keimutannya

30. Young Min adalah member yang paling cerewet di Boyfriend

31. Young Min sangat berbeda dengan Kwang Min. Young Min adalah member yang malas bergerak, sedangkan Kwang Min adalah member yang hyper gerakannya

32. Jo Twins mempunyai memasukkan sesuatu kemulut mereka,seperti es krim, permen dll

33. Young Min pernah menjadi trainee di JYP Entertaiment selama dua tahun

34. Youngmin ingin menjadi pacar Donghyun jika dia adalah seorang gadis

35. Youngmin adalah fans Taeyeon SNSD

36. Youngmin memiliki tindik di telinga kirinya sedangkan Kwangmin di telinga kanannya.

Friday, 23 March 2012

Cessita and Fellone #7

"Happy birthday Cessita.... Happy birthday Cessita... happy birthday, happy birthday, happy birthday Cessita..." ucap teman-temanku serempak
"Ucapkan permintaan terbaikmu!" seru Ulnie. Aku pun mengucapkan permintaanku. Setelah itu aku meniup lilin yang merupakan angka 13 itu. Teman-temanku bertepuk tangan dan menyuruhku memotong kue ulang tahun itu. Aku segera memotongnya menjadi beberapa bagian. Potongan pertama kuberikan pada Ulnie. Tapi, begitu kuberikan, dia malah meleletkanku krim kue di pipiku. Aku pun membalasnya dengan krim yang lebih banyak. Akhirnya,krim kue ulang tahun itu habis untuk saling meleletkan krim kue. Kami semua tertawa bersama-sama dan memakan kue ulang tahun itu tanpa krim. Meski rasanya berbeda, kami tetap memakannya. Kami pun tidak lupa berfoto-foto, meskipun wajah kami belepotan dengan krim kue
Begitu sampai di rumah, rumah kelihatan sepi sekali. Aku mencari Mama, tapi tidak kutemukan. Karena lelah, aku pergi ke kamar, mengganti seragamku, dan turun ke bawah lagi, ke ruang makan. Aku menuju meja makan, tapi tidak ada satu pun makanan yang ada disini. Aku membuka kulkas, masih seperti biasa. Aku mengambil dua potong brownies dan sebotol air dingin. Aku pergi ke kamar dan menghidupkan laptopku. Dan seperti biasa, aku mulai mengedit foto. Sebenarnya, tidak semua foto kuedit, karena ada beberapa foto yang sudah bagus dan akan menjadi jelek jika kuedit. Sekitar sejam kemudian, aku membuka akun jejaring sosialku dan meng-upload foto tadi. Banyak teman-teman yang memujiku. Ada juga yang mengatakan bahwa ia tertawa terbahak-bahak melihat foto yang ku-upload. Akhirnya ada seseorang bertanya padaku lewat SMS. SMS itu berisi, "hei, apa benar  itu kau? Biasanya kau meng-upload foto yang bagus dan menarik. Tapi, kenapa foto yang baru saja kau upload jelek sekali? Kau juga kelihatan kotor disana. Apa kau tidak malu?"
Aku pun membalas, "maaf, sebenarnya kau siapa? jawabanku, itu memang aku. Aku hargai komentarmu itu. Tapi, tahukah kau? Hari ini hari spesial buatku. Aku berulang tahun hari ini."
Tidak lama kemudian, dia membalas, "oh, jadi kau ulang tahun? Kenapa kau tidak pergi ke suatu tempat yang lebih berkelas? Misalnya ke kafe, ke mall, ke restoran, atau kemana lah yang berkelas. Masa' hanya dengan begitu saja? Itu pun kue dari teman-temanmu pastinya. Bukankah kau orang kaya? Tunjukkan bahwa kau itu orang kaya!"
Aku menjadi emosi. Apa maksud orang itu mengejek-ejekku. Memang dia kenal aku? Memang dia siapa? Ibuku? Ayahku? Kakakku? BUKAN! Dia hanya seseorang yang tidak kukenal, tahu sedikit saja tidak. Jadi aku membalas, "Maaf ya! Ini siapa sebenarnya? Kok asal mengejek? Aku memang orang kaya. Memang bisa aku pergi ke tempat yang kau sebutkan tadi. Tapi, aku tidak suka menghamburkan uang. Uang itu bukan uangku, tapi uang orangtuaku. Jadi, tolong ya, jangan ganggu aku lagi."
Aku semakin emosi begitu memmbaca balasan SMS itu. Karena sangat emosi, aku tidak membalas SMS itu. Tapi, yang terjadi malah ada SMS terus menerus dari orang itu. Aku pun tak sadar, pembicaraannya sudah bukan masalah foto lagi. Hal ini membuatku melupakan bahwa hari ini hari ulang tahunku
Sekitar dua jam kemudian, Mama pulang ke rumah. Aku mendengar bel berbunyi, tapi aku tetap diam saja. Akhirnya pun pasti Mama akan masuk sendiri. Ternyata, Mama pulang bersama kakak. Kakak yang pulang dengan muka kusut segera masuk ke kamarnya. Mama pun menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap kakak. Mama mencariku di lantai bawah, namun tidak ada. Mama pun pergi ke lantai dua, ke kamarku. Mama melihatku dengan heran. Wajahku lebih kusut daripada kakak. Mama hanya menggeleng-gelengkan kepala lalu menutup pintu kembali. Aku mendengar Mama menggerutu sendiri dari luar kamarku. Beberapa saat kemudian, suara itu menghilang
Pukul enam sore, aku belum juga mandi. Begitu juga dengan kakak. Mama yang menyadari hal ini segera pergi ke lantai dua. Mama menyuruhku mandi, namun aku masih bermalas-malasan. Mama juga menyuruh kakak mandi. Kakak juga tetap melihat laptopnya. Karena kesal, Mama pergi ke kamarku lagi dan melihatku di dekat kamar mandi sudah membawa handuk. Kakak yang juga akan mandi, segera berlari. Aku yang sudah sampai di depan pintu kamar mandi, terkejut setengah mati karena tiba-tiba kakak menabrakku dari belakang
"Kakak! 'Kan aku mau mandi!" ucapku.
"Aku juga mau mandi!" tegas kakak
"Kan aku duluan, kak! Mana bisa kakak masuk duluan," ucapku sembari masuk ke kamar mandi
"Eitss, mau kemana kau? Aku mau mandi, nih!" ucap kakak sembari menarikku.
"Tapi 'kan aku dulu kak Fellooooone!" ucapku kesal
"Ah, sudahlah. 'Kan salah satu bisa mandi di kamar mandi di bawah," usul Mama. Tapi, aku dan kakak sama sekali tidak mempedulikan usulan Mama. Aku dan Kak Fellone pun saling berebutan masuk ke kamar mandi. Sampai akhirnya.........
"Stop! Kalian inI! Kalau semenit lagi kalian masih bertengkar, kalian tidak akan mendapatkan makan malam!" ucap Mama marah
"Sana! Kau yang mandi dibawah!" ucap kakak
"Enak saja! Kakak saja!" ucapku
"Ooh, mau tidak dapat makan malam?" goda Mama
Akhirnya Kakak berlari ke kamar mandi bawah. Aku tersenyum licik melihatnya hampir jatuh di dekat tangga. Mama pergi ke ruang keluarga. Sembari tertawa licik, aku masuk ke kamar mandi
Sekitar pukul delapan, Papa pulang. Papa terlihat membawa beberapa kantung plastik. Papa pergi ke kamar untuk ganti baju dan melarang siapapun membuka plastik itu. Tidak lama kemudian, Papa kembali dengan membawa kue ulang tahun dan diatasnya ada lilin angka 13. Aku pun ingat. Hari ini hari ultahku. Papa, Mama, dan Kak Fellone menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan kompak dan meriah. Aku mengucapkan harapanku, kemudian meniup lilin itu. Semua bertepuk tangan. Kami memakan kue itu dengan canda tawa. Beberapa saat kemudian, ada tukang pos datang. Kak Fellone keluar untuk menemuinya, kemudian masuk kembali. Katanya, ada sebuah kiriman untukku. Aku membukanya. Ternyata sebuah jam tangan putih yang aku inginkan. Harganya tidaklah murah. Disana ada kartu ucapan. Kiriman ini dari Kak Nelissa. Alangkah baiknya Kak Nelissa memberikanku jam tangan ini, pikirku
"Wah, jam tangan itu bagus sekali," puji kakak
"Mama jadi ingin beli jam tangan," ucap Mama
"Tadinya Papa ingin membelikan jam tangan seperti itu. Namun, biasanya kalau kau punya jam tangan tidak awet. Jadi, Papa tidak jadi membelinya," sahut Papa
"Untung 'kan, Pa. Sudah ada yang memberikannya. Kalau Papa membelikannya, masa' Dik Cessita punya dua jam tangan yang sama," ujar Kakak
Malam itu, tidak. Hari ini. Hari ini adalah salah satu dari hari terindah yang kumiliki. Kami menghabiskan semua makanan yang Papa beli, meskipun kami sudah kenyang. Hari ini dihiasi dengan canda tawa dan senyuman yang terus ada

Thursday, 1 March 2012

Linkin Park - New Divide

I remember black skies
The lightning all around me
I remembered each flash 
As time began to blur
Like a startling sign 
That fate had finally found me

And your voice was all I heard
That I get what I deserve

So give me reason
To prove me wrong
To wash this memory clean
Let the floods cross 
The distance in your eyes

Give me reason 
To fill this hole
Connect the space between
Let it fill up to reach the truth and lies
Across this new divide

There was nothing inside
The memory’s left abandoned
There was no where to hide
The ashes fell like snow
And the ground caved in 
Between where we were standing

And your voice was all I heard
That I get what I deserve

So give me reason to prove me wrong
To wash this memory clean
Let the floods cross 
The distance in your eyes
Across this new divide

(Instrumental)
In every loss in every lie
In every truth that you deny
And each regret and each goodbye 
Was some mistakes you pray to hide

And your voice was all I heard
That I get what I deserve

So give me reason 
To prove me wrong
To wash this memory clean
Let the floods cross
The distance in your eyes

Give me reason
To fill this hole
Connect the space between
Let it fill up to reach the truth and lies
Across this new divide
Across this new divide
Across this new divide

Katy Perry - Firework

Do you ever feel like a plastic bag
Drifting through the wind, wanting to start again?
Do you ever feel, feel so paper thin
Like a house of cards, one blow from caving in?

Do you ever feel already buried deep?
Six feet under screams but no one seems to hear a thing
Do you know that there's still a chance for you
'Cause there's a spark in you?

You just gotta ignite the light and let it shine
Just own the night like the 4th of July

'Cause baby, you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go, oh oh oh
As you shoot across the sky

Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go, oh oh oh
You're gonna leave 'em falling down

You don't have to feel like a waste of space
You're original, cannot be replaced
If you only knew what the future holds
After a hurricane comes a rainbow

Maybe you're reason why all the doors are closed
So you could open one that leads you to the perfect road
Like a lightning bolt, your heart will blow
And when it's time, you'll know

You just gotta ignite the light and let it shine
Just own the night like the 4th of July

'Cause baby you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go, oh oh oh
As you shoot across the sky

Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go, oh oh oh
You're gonna leave 'em falling down

Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon
It's always been inside of you, you, you
And now it's time to let it through

'Cause baby you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go, oh oh oh
As you shoot across the sky

Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go, oh oh oh
You're gonna leave 'em falling down

Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon
Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon

Cessita and Fellone #6

Kami pulang ke rumah sekitar pukul 5 sore. Memang cukup lama, tapi kami membeli sekotak kue stoberi dan blackforest di toko kue dekat sekolahku. Mama yang terlihat khawatir segera menanyai kami, “kemana saja kalian? Kenapa lama sekali?”
“Ah Mama. Kami kan cuma bertemu dengan teman baru kami. Mama kok khawatir sekali?” ucapku.
“Memang tidak apa-apa. Tapi kenapa kalian tidak membalas SMS dan tidak menjawab telepon dari Mama?” tanya Mama.
Aku dan kakak mengecek HP kami. Ternyata memang ada SMS dan panggilan tak terjawab dari Mama. Kakak segera menjawab, “maaf, Ma. HP kami tidak kami bunyikan dan daritadi kami tidak memeriksanya.”
“Kalian ini. Ya sudah, cepatlah pergi mandi. Kalian akan dimarahi jika kalian belum mandi ketika Papa pulang!” nasihat Mama.
Aku dan kakak mengucapkan mengangguk kemudian pergi mandi. Dengan cepat, kami sudah kembali ke bawah dengan rapi dan bersih. Beberapa menit kemudian, Papa pulang. Melihat kakak dan aku yang rambutnya masih basah, Papa berkata, “kok baru saja mandi? Kan sudah sangat sore.”
“Tidak apa-apa kok, Pa. Tadi kami pergi menemui teman,” ujar kakak.
Papa dengan wajah lega meninggalkan kami. Aku dan kakak tertawa, sedangkan Mama terlihat heran. Begitu kami menyadarinya, kami langsung berhenti tertawa dan pergi ke atas. Aku tahu hari ini kakak sedang dalam mood yang bagus, jadi kuminta kakak mengajariku mengerjakan PR-ku. Haha, sudah kuduga. Pasti kakak akan mengajariku, batiku ketika kakak mulai mengajariku. Sekitar jam setengah sepuluh malam, PR-ku selesai dan kami merasa sangat mengantuk. Tapi, aku masih ada satu tugas yang harus dikerjakan dengan laptop. Kakak yang sejak tadi terlihat seperti tidur kukagetkan, “kakak! Kalau tidur di kamar kakak dong!”
Ternyata, cara itu tidak berhasil. Aku mencobanya sekali lagi dan ternyata, GAGAL! Kucoba beberapa cara, namun tidak membuat kakak bergerak sedikitpun. Aku menggunakan cara terakhir, yaitu mencubitnya, berteriak padanya, dan menggucangkan tubuhnya. Tapi sepertinya kakak memang sudah tidur pulas. Dengan sekuat tenaga, kupindahkan kakak ke kasurku. Dan sekitar jam sepuluh malam, tugasku selesai dan aku pergi ke dunia mimpi.
Paginya aku terbangun tidak seperti biasa. Kakak yang biasanya bangun lebih awal berteriak, “aaa!” sangat keras. Tentu saja, itu juga membuat Papa dan Mama terbangun. Orangtuaku segera pergi ke kamarku, dimana suara kakak berasal. Papa dan Mama menanyai beberapa pertanyaan, ternyata kakak hanya mimpi buruk dan terbangun di kamarku yang memang berbeda dengan kamarnya. Papa dan Mama yang terlihat lega juga mengantuk kembali tidur. Dan setelah orangtuaku keluar, kakak bukannya pindah ke kamarnya melainkan tidur di kasurku. Karena merasa kesempitan, aku membangunkannya dan kakak pindah ke kamar. Tapi, begitu kakak keluar dari kamar, aku tidak bisa tidur. Aku mencoba memejamkan mataku beberapa kali dan aku belum juga tertidur. Akhirnya aku hanya menyalakan music dan ternyata aku tertidur.
Pagi harinya, aku terbangun oleh teriakan Mama. Beberapa menit kemudian, aku baru teringat, hari ini aku sekolah. Dengan cepat aku menyambar handukku dan pergi mandi. Setelah melakukan semua persiapan, aku turun ke bawah. Seperti biasa, semua sedang sarapan. Aku segera sarapan dan berpamitan kepada Mama. Mama berkata sesuatu yang membuatku teringat sesuatu, “jangan lupa dompet kalian! HP sudah dibawa belum?”. Aku segera berlari kekamarku dan mengambil HP-ku yang terletak di samping bantalku. Setelah ku-cek, ternyata baterainya habis. Aku teringat semalam aku menyalakan musik agar aku bisa tertidur. Dengan wajah cemberut, aku turun ke bawah.
“Kau kenapa, sayang? Kok cemberut?” tanya Mama.
“Baterai HP-ku habis, Ma,” jawabku.
“Kenapa kau tidak men-chargenya?” tanya Mama lagi.
“Itu…” belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, kakak berkata, “sudahlah. Nih! Kupinjamkan HP-ku!” ucap kakak sembari menyerahkan HP-nya.
"Memang kakak tidak memakainya?" tanyaku heran.
"Tidak. Kakak belum lama membeli HP baru."
"Kenapa kakak tidak mengajakku?"
"Habisnya HP-mu sudah sangat bagus. Sama saja menghabiskan uangmu kalau kau membeli yang baru."
"Huh! Aku kan juga kepingin kak!"
"Huss! Sudahlah. Nanti kalian terlambat lho!" sahut Mama.
Aku dan kakak menyalami tangan Mama kemudian berangkat. Di jalan aku masih kepikiran tentang pembelian HP kakak yang baru itu. Dengan muka cemberut aku memasuki kelas. Teman-temanku terlihat sibuk sendiri. Sampai-sampai Ulnie tidak menyadari aku sudah duduk disampingnya. Dia terkejut melihatku sudah duduk disampingnya dengan muka cemberut.
"Cie, yang mukanya belum disetrika," ucapnya.
Aku terdiam masih dengan muka cemberut. "Hei, mau kuambilkan setrika?" canda Ulnie.
"Apa sih, tidak lucu!" jawabku.
"Lalu, kenapa kau cemberut?"
"Kakakku membeli HP baru!"
"Hanya itu? Kenapa kau tidak membeli juga?"
"Mana bisa! Kak Fellone membelinya sendiri tanpa mengajakku!"
"Sudahlah. Lain kali kau bisa membelinya. Lagipula HP-mu kan sudah sangat bagus."
Aku cemberut mendengar jawaban Ulnie. Kupikir dia akan membelaku. Apa boleh buat, bel sudah berbunyi. Aku tidak akan bisa berbuat apa-apa. Jika aku berbicara, pasti akan dimarahi guru. Jika aku terus cemberut, pasti akan ditanyai guru-guru. Dengan berat hati aku berusaha melupakan kejadian pagi tadi.
Saat pulang, tidak seperti biasanya, teman-temanku langsung keluar kelas. Padahal mereka biasanya bermain HP atau laptop mereka di kelas. Ulnie memintaku mengantarnya ke kantin. Dengan tersenyum aku mengantarnya ke kantin karena aku juga lapar. Aku hanya membeli roti, sedangkan Ulnie membeli beberapa makanan. Sebagian dari makanan Ulnie sudah dihabiskannya, rotiku juga sudah habis. Kami berjalan ke kelas dengan bercanda tawa. Tiba-tiba aku merasa aneh. Ulnie seperti senang sekali hari ini. Teman-temanku juga tidak seperti biasanya. Akhirnya aku menyadari sesuatu yang sangat penting dalam hidupku. Dan ketika itu aku sudah dikejutkan teman-temanku ketika sampai di kelas.

Monday, 13 February 2012

Cessita and Fellone #5

Malam harinya, sekitar pukul 7 malam, aku terbangun dari mimpi indahku. Ternyata, semua anggota keluargaku sedang berkumpul di ruang keluarga. Aku segera mandi dan menuju ruang keluarga. Aku duduk di sebelah kakak yang sedang asyik bermain HP-nya. Karena kakak tidak melihatku atau sekedar menengok kearahku, aku pun melihat apa yang dilakukan kakak. Ternyata, kakak sedang SMS-an dengan seseorang. Kulihat namanya, Nelissa. Aku pun menutupi HP kakak dengan tanganku, akhirnya kakak menengok ke arahku. "Ada apa?" tanyanya.
"Kakak ini bagaimana? Sudah kupanggil daritadi kenapa tidak melihat kearahku. Menjawab pun tidak," jawabku.
"Maaf. Memang kau ingin berkata apa?"
"Hah... jadi begini, Kak Nelissa mengajakku bertemu di kafe dekat taman kota besok. Kakak mau ikut tidak?"
"Besok? Sepertinya aku bisa. Hei, kapan kau mengajaknya bertemu denganmu?"
"Hush, ribut apa ini?" tanya Papa.
"Bukan apa-apa kok, Pa. Kalau begitu, kami keatas saja ya!" jawabku.
Aku dan Kakak pergi keatas dan menuju kamarku. Kami duduk di kasur dan aku menjawab pertanyaannya tadi, "kakak pernah memberitahu akun jejaring sosialku kan? Nah, Kak Nelissa mengirim permintaan teman. Kami mengobrol, kemudian Kak Nelissa yang mengajak bertemu."
"Oh, begitu. Tenang, pasti bisa. Dik, mana foto editanmu? Aku mau lihat." Aku membuka laptopku dan menghidupkannya. Aku membuka folder dimana aku menyimpannya. Disana, ada semua foto editanku di pantai tadi. Kakak tersenyum bangga, puas, dan senang. Segera dia membuka akun jejaring sosialnya, meng-upload foto editanku yang diberi judul, "My sister's photograph". Kakak pun menjadikan salah satu foto editanku menjadi foto akunnya. Dia berlari menuju kamarnya dan kembali. Flashdisk yang diambilnya dipasangnya di tempat USB, kemudian kakak meng-copy foto editanku. Dia meninggalkanku dan berkata, "bagus sekali foto yang kau edit. Dan besok, kau jangan bangun siang ya! Mimpi indah!" Kakak menutup pintu sembari tersenyum. Aku bingung akan mengapakan laptopku. Akhirnya aku mematikannya dan pergi tidur.
Keesokan harinya, aku sudah siap akan menemui Kak Nelissa. Dengan rok jeans selutut, blus putih, bando silver berpita, sepatu hak 2 cm, dan rambutku yang tidak kuikat, aku turun ke bawah. Kakak dengan celana jeans panjang, sepatu putih, kaos putih di bagian dalamnya dan kemeja biru diluarnya. Kami segera turun kebawah. Namun, Mama mencegat kami dan bertanya, "mau kemana kalian? Kok dandannya spesial?"
"Cuma bertemu teman kok, Ma," jawabku.
"Mama ini. Biasanya kami juga seperti ini, jawab kakak.
"Memang seperti biasa dandanan kalian ketika pergi. Namun ini agak berbeda menurut Mama," ucap Mama melihat kami berdua dari atas kebawah.
"Ini namanya perubahan, Ma. Anak Mama ini semakin cantik dan ganteng kok seperti Mama dan Papa," ujar kakak.
"Ah, yasudah. Kalian hati-hati ya!" nasihat Mama.
"Iya, Ma!" ucapku.
Kami segera berangkat dan tiba di kafe itu tepat waktu. Ternyata Kak Nelissa sudah menunggu bersama teman kakak yang bernama Defin. Kak Nelissa terlihat sangat cantik. Dia memakai gaun merah selutut dengan rambutnya yang diikat. Kalung mutiara yang dipakainya sangat cocok dengan gaunnya. Sedangkan Kak Defin menggunakan celana jeans panjang dengan blus ungu, rambutnya tidak diikat dihias dengan pita putih yang tidak terlalu besar. Aku dan kakak segera menghampirinya. Kak Nelissa seperti keheranan kemudian bertanya, "siapa kalian?"
Tapi, sebelum kami menjawab, Kak Defin menyapa, "Wah, Fellone tidak seperti biasa!"
"Oh, kalian Fellone dan Dik Cessita itu ya? Kok beda dengan foto akun kalian?" tanya Kak Nelissa.
"Benarkah?" tanyaku.
"Duduklah," ucap Kak Defin. "Lone, kok kau tidak seperti biasa? Ganti gaya?" lanjut Kak Defin.
"Ah, terserah aku dong. Aku bosan dengan gayaku kemarin. Memang kau tidak pernah berganti gaya? Oh iya, memang tidak pernah ya?" goda kakak.
"Tidak pernah darimana. Setiap hari aku berganti gaya," jawab Kak Defin bangga.
"Kalau begitu, kenapa kau protes ketika aku berganti gaya? Tidak setiap hari lho!" ucap kakak.
"Hush! Kalian ini! Pesan makanan atau apa, malah berantem. Malu tahu dilihat orang!" lerai Kak Nelissa.
"Kak Nelissa, kakak terlihat lebih cantik daripada foto akun kakak," pujiku.
"Ah tidak. Kau ini mengada-ada," tolak Kak Nelissa.
"Orangtuamu dulu menginginkan apa? Belum pernah aku melihat perempuan secantik kau," puji kakak.
"Hei! Kalau begitu aku tidak cantik?" protes Kak Defin.
"Ah! Kau cantik! Tapi lebih cantik Nelissa," ucap kakak.
"Kau naksir padanya?" tanya Kak Defin.
"Hallo! Katanya tidak berantem? Cepat sana kakak pesan makanan!" leraiku.
 Kami berempat memesan makanan dan minuman. Tapi ditengah-tengah makan selalu saja kakak dan kak defin berantem. Sebenarnya mereka menyebut dirinya sahabat, tapi mereka sering beradu mulut dan berantem. Aku dan Kak Nelissa sampai kewalahan melerai kakak-kakak ini. Gara-gara keberisikan kakak dan kak defin, kami sampai dilihat banyak orang. Kak defin dan kakak sadar kalau mereka dilihat banyak orang, baru mereka bisa diam. Tapi, setelah membayar, kakak dan kak defin kembali beradu mulut. Ini orang kenapa lagi, berantem daritadi. Takdir apa ya? pikirku

Friday, 10 February 2012

Cessita and Fellone #4

Keesokan harinya, entah mengapa aku merasa sangat senang. Cuacanya bersahabat, tidak panas, hujan, atau angin. Hanya mendung yang terlihat di angkasa. Angin bertiup sepoi-sepoi melewati celah-celah rambut yang tak kuikat ini. Hari ini aku libur. Kakak juga begitu. Jadi, hari ini keluargaku berencana pergi ke pantai menikmati indahnya lautan luas dan hembusan angin yang sejuk. Papa juga tidak ada meeting atau klien yang datang ke kantornya hari ini.
Sekitar pukul 9 pagi, kami sudah tiba di sana. Begitu keluar dari mobil, hembusan angin sepoi-sepoi sangat terasa. Papa dan Mama duduk agak jauh dari lautan, sedangkan aku dan kakak belari-lari menikmati pantai. Rasanya kurang lengkap bila tidak mengabadikan saat-saat ini. Aku berlari ke arah Papa, mengambil kamera milik kakakku. Kakakku memotretku, dan hasilnya sangat bagus. Kakakku ini memang jago dalam hal fotografi. Tapi, dia tidak tertarik untuk menjadi fotografer. Seteah puas berfoto, kami bermain dengan ombak dan pasir pantai. Namun, saat bermain dengan ombak, aku kehilangan sesuatu, "hei kak, sepertinya aku kehilangan sesuatu," ucapku.
"Benarkah? Apa itu?" tanya kakak.
"Entah, sepertinya ada yang tidak lengkap," jawabku.
"Apa? Kalung, gelang, cincin, bando?"
"Ah ya! Gelangku..."
"Kau kan bisa membelinya lagi. Repot deh! Kan cuma gelang."
"Itu gelang pemberian sahabat di sekolahku yang sudah pindah."
"Kalau sudah hilang mau bagaimana lagi. Terima sajalah!"
Ternyata aku tidak bisa menepati janjiku. Aku sudah berjanji padanya bahwa aku tidak akan menghilangkannya dan selalu mengingatnya. Ah sudahlah. Mungkin dia akan menerimanya. Aku merasa capai, aku dan kakakku pergi ke tempat Papa dan Mama duduk. Aku dan kakak pergi untuk mandi, lalu membeli makan, dan pulang.
Sampai dirumah, aku merebahkan diri di kasur, sembari menyalakan musik dari HP-ku. Hari ini aku memang capai, namun senang. Tidak ingin menyia-nyiakan waktuku, aku pergi ke kamar kakakku. Kakakku terlihat besiap-siap akan pergi. "Kakak mau kemana?" tanyaku.
"Aku mau ke rumah temanku, mengerjakan tugas." jawab kakak.
"Memang kau tidak capai?"
"Sedikit. Tapi namanya tugas kan harus dikerjakan. Memang kau tidak capai?"
"Capai, aku ingin meminjam kamera kakak. Akan kukabel data foto kita tadi."
"Sebentar saja ya! Aku akan memakainya."
"Tenang. Tunggu sebentar."
Aku pergi ke kamar dan menyalakan laptopku. Segera kupindahkan data dari kamera ke laptopku. Beberapa menit kemudian, aku kembali ke kamar kakak. "Nih, sudah," ucapku sembari menyerahkan kamera.
"Ah ya. Yang bagus ya hasilnya."
"Tenang, aku ahlinya. Hati-hati ya kak!" ucapku. Kakak mengacungkan jempolnya.
Aku pergi ke kamarku. Tujuanku adalah mengedit foto. Aku bisa memakai semua software yang digunakan untuk memakai foto. Kurang lebih satu jam, aku selesai mengedit semua foto. Karena bosan, aku membuka akunku di jejaring sosial. Disana, aku menulis, "Hembusan angin sepoi dan segarnya lautan biru.". Aku juga meng-upload foto yang sudah kuedit. Seperti biasa, banyak teman yang menanggapi, juga mempuji foto editanku. Tiba-tiba, ada permintaan teman masuk. Kulihat namanya, Nelissa Rennew. Fotonya juga tidak asing bagiku. Segera saja kukirimi pesan, "Siapa ya?". Dia pun menjawab, "Ini aku, Kak Nelissa.". Aku terkejut, darimana dia tahu akun jejaring sosialku. Segera kubalas, "Kakak tahu darimana?". "Dari kakakmu. Aku yang bertanya padanya. Emm, kalau boleh, kapan-kapan kita bertemu yuk!". Aku senang bukan main, entah apa sebabnya. Seperti anak kecil yang baru saja dibelikan boneka oleh orangtuanya. Kubalas, "Baik, besok aku libur lagi. Bagaimana?". "Oke, aku juga libur. Bagaimana jika di kafe dekat taman kota? Jam 10 pagi.". "Siap. Sampai besok."
Rasanya aku berdebar-debar akan bertemu dengan Kak Nelissa. Aku sudah banyak memiliki teman di dunia maya, dan mereka juga pernah mengajakku bertemu. Tapi, aku tidak pernah merasa berdebar-debar seperti ini. Aku merasa mengantuk, aku menutup laptopku dan meng-chargenya karena baterainya sudah habis. Kurebahkan tubuhku di kasurku. Tidak sampai 10 menit, aku sudah pergi ke alam mimpiku.

Jason Mraz - Make It Mine

Wake up everyone
How can you sleep at a time like this
Unless the dreamer is the real you
Listen to your voice
The one that tells you to taste past the tip of your tongue
Leap and the net will appear

I don't wanna wake before
The dream is over
I'm gonna make it mine
Yes i... I'll own it
I'm gonna make it mine
Yes I'll make it all mine

I keep my life on a heavy rotation
Requesting that it's lifting you up
Up up and away
And over to a table at the Gratitude Café

And I am finally there
And all the angels they'll be singing
Ah la la la ah la la la I la la la la love you

I don't wanna break before
The tour is over
I'm gonna make it mine
Yes i...I'll own it
I'm gonna make it mine
Yes I'll make it all mine

And timing's everything
And this time there's plenty
I am balancing
Careful and steady
And reveling in energy that everyone's emitting

I don't wanna wait no more
No I wanna celebrate the whole world
I'm gonna make it mine
Because I'm following your joy
I'm gonna make it mine
Because I... I am open
I'm gonna make it mine
that's why I will show it
I'm gonna make it all mine
It's mine...
Yes I will make it all mine 

Wednesday, 8 February 2012

Cessita and Fellone #3

Siang itu, matahari bersinar sangat terik. Untung saja rumahku ber-AC. Hari ini kakak pulang agak malam karena ada tugas yang harus dikerjakan. Dinne, teman sekelasku mengajakku pergi ke mall. Aku segera mengganti bajuku dan pamit. Di depan mall itu, Dinne sudah menungguku. Warna rambutnya yang hitam itu memang berbeda. Orangtuanya berasal dari ras yang berbeda.
Kami berkeliling mencari alat-alat sekolah. Setelah membelinya, aku mengantar Dinne untuk membeli beberapa baju. Baju itu bukan untuk DInne, tapi untuk adiknya. Kami kesulitan memilih baju itu, karena baju yang kami temui ukurannya tidak sesuai dengan ukuran baju adik Dinne. Segera DInne mengirim SMS kepada ibunya. Ibunya pun tidak keberatan karena baju itu tidak ada. Beliau berterima kasih karena sudah dicarikan baju. Karena capai, akhirnya kami pergi ke sebuah kafe.
Kami memesan makanan dan minuman. Sembari menunggu, kami saling bercerita. Tiba-tiba, HP-ku bergetar. Ada SMS masuk dari Kak Rynoil. Isinya, "Hei Dik, kok kakakmu murung?". Aku keheranan dengan SMS ini, jangan-jangan kakak masih murung. SMS itu kubalas, "Memang kenapa?". Beberapa menit kemudian, "Fellone kelihatan tidak seperti biasa. Kini dia tidak terlalu aktif.". "Soal gadis di restoran. Mungkin dia masih memikirkan dia.". "Oh, tadi kulirik dia. Dia sedang melihat foto masa kecilnya.". "Kalau itu aku tak tahu. Kau kan bisa menghibur Kak Fellone.". SMS yang terakhir Kak Rynoil kirim membuatku semakin bingung. Saat aku bercerita kepada Mama, wajahnya terlihat heran, bahkan seperti agak panik. Kakak juga memikirkan gadis itu.
Dinne yang heran melihatku melamun mengagetkanku. Dia menyuruhku memakan makanan di meja. Aku tidak sadar kalau makanan sudah datang. Langsung saja kumakan makanan itu sebelum dingin. Sekitar jam 5 sore, aku pulang ke rumah. Papa sudah hampir pulang, Mama sedang menonton TV di kamarnya.
Sekitar jam 6 sore, Papa pulang ke rumah. Papa membawa sebuah kotak berisi kue brownies. Langsung saja kumakan kue itu, karena aku sedang ingin menyemil. Sekitar jam 7 malam, kakak pulang. Dia terlihat tergesa-gesa masuk ke kamarku. Aku yang sedang mengerjakan tugas dengan laptopku sangat terkejut. Hampir saja laptopku jatuh. Kakak mengutak-atik HP-nya dan memperlihatkan sebuah nomor telepon. "Siapa itu?" tanyaku kebingungan.
"Ini gadis yang pernah kita lihat di restoran itu. Ternyata dia tetangga temanku," jawab kakak.
"Oh, begitu. Kakak tahu darimana?" tanyaku.
"Tadi aku pinjam HP-nya. Ada foto gadis itu. Kutanyai tentang foto itu, namanya Nelissa," jelas kakak.
"Wah, namanya bagus. Sini, pinjam HP kakak!" ucapku. Aku menyalin nomor HP itu ke HP-ku. Aku tak ingin menyia-nyiakan kakak ada dikamarku. Aku menyuruhnya mengajari tentang tugasku. Setelah selesai, kakak pergi mandi dan aku pergi ke ruang makan.
Setelah makan malam, aku mencoba mengirim SMS kepada Kak Nelissa. Kutulis, "Hai kak. Kakak tetangganya kak Genvi? Kak Genvi adalah teman kakakku. Aku Cessita, adik teman kak Genvi.". Beberapa menit kemudian, Kak Nelissa membalas, "Oh ya, salam kenal ya. Aku Nelissa. Umurmu berapa? Kelas berapa?". "Salam kenal juga. Umurku 13 tahun. Aku kelas 2 SMP. Kalau kakak?". "Umurku 16 tahun. Aku kelas 1 SMA.". Kami berkenalan lewat SMS dan saling bercerita. Karena merasa mengantuk, akhirnya aku tidur.
Keesokan harinya, aku dan kakak sudah kelihatan seperti biasa. Aku juga dikirimi SMS dari Kak Rynoil bahwa Kak Fellone sudah aktif seperti biasa. Aku juga begitu. Aku yang kemarin terlihat lesu, kini menjadi ceria. Hanya mendapat nomor Kak Nelissa dan meng-SMSnya bisa membuat aku dan kakak menjadi kembali ceria dan aktif. Entah apa, kami seperti sudah kenal lama dan sangat akrab. Padahal, kami belum pernah bertemu langsung.

Monday, 6 February 2012

Cessita and Fellone #2

"Itu lho! Aku pernah melihatnya!" jawab kakak.
"Tapi siapa?" tanyaku kebingungan.
Memang, kalau dilihat sekilas seperti Mama. Tapi, seingatku aku tidak mempunyai saudara atau sepupu seperti itu. Gadis itu berambut coklat kemerahan sepertiku dan kakak, tapi bola matanya berwarna hijau, seperti Papa. Kakak pun berusaha tidak melihatnya, tapi dia terus keheranan.
"Lupakan saja, Kak. Dia bukan siapa-siapa," ucapku.
"Kau ini kenapa Fellone? Kau naksir padanya?" tanya teman kakak.
"Tidak. Ah, lupakan saja," ujar kakak. Tidak lama kemudian, makanan yang kakak pesan datang.
"Wah, kau tidak pesan apapun, Dik? Nih, makan," ucap kakak sembari menyodorkan makanannya.
"Tidak usah. Biar aku pesan lagi," tolakku.
Setelah puas makan, kami pulang. Tapi, kakak seperti terus mengingat gadis tadi. Dia memang cantik. Sebenarnya aku juga memikirkannya. Tapi, lupakan saja.
Sampai dirumah, Mama melihat kakak tidak seperti biasa. Dan jika begitu, Mama pasti menanyainya. "Ada apa, Kak? Kok murung?" tanya Mama.
"Tidak Ma, aku hanya capek," jawab kakak.
Dan malam itu, kakak hanya diam di kamar. Kakak tidak keluar untuk makan, berkumpul bersama keluarga, dan hal lainnya. Karena aku merasa keherananku tidak bisa ditahan, akhirnya aku bercerita pada mama.
"Mah, tadi kakak dan aku lihat seorang gadis. Rambutnya coklat kemerahan sepertiku dan kakak, bola matanya hijau seperti Papa. Aneh bukan?" ucapku.
"Masa'?" tanya Mama. Raut wajah mama langsung berubah.
"Iya. Bentuk rambutnya seperti Papa!" jelasku.
"Tidak. Tidak mungkin. Dia bukan siapa-siapa," ucap Mama.
Aku meninggalkan kedua orangtuaku di ruang keluarga dan naik ke atas, ke kamar kakak. Kulihat kakak sedang bermain laptopnya dengan wajah murung. Segera aku menghampirinya dan berkata, "kak, tadi aku bercerita tentang gadis yang tadi kita lihat di restoran kepada Mama. Tapi kenapa muka seperti heran?"
"Tidak salah lagi. Pasti benar," ucap kakak perlahan.
"Apa kakak bilang?" tanyaku karena aku tidak mendengar ucapan kakak.
"Bukan apa-apa. Kau pergilah tidur. Kau besok sekolah kan?" ujar kakak.
"Iya. Tapi kakak juga tidur. Matikan laptop kakak!" ucapku. Kakak pun mematikan laptopnya dan pergi tidur. Aku keluar dari kamar kakak dan pergi tidur di kamarku.
Keesokan harinya, aku berangkat sekolah diantar Papa. Kakak sudah berangkat terlebih dahulu karena ada sesuatu yang harus dikerjakannya di sekolah. Di kelas, aku menghampiri Ulnie dan bercerita tentang peristiwa semalam. Ulnie menyarankanku untuk menanyakannya kepada teman kakak. Untunglah aku punya nomor hp-nya. Segera ku sms dia, sms itu berisi, "Hai kak, ini aku, Cessita, adik kak Fellone. Apa kakak kenal dengan gadis yang kemarin?"
Tidak lama kemudian, ada balasan dari kakak itu, "Hai dik Cessita. Kau belum tahu namaku kan? Aku kak Rynoil. Aku tidak tahu, tapi aku seperti pernah melihatnya."
Sms itu kubalas, "Hah? Siapa? Kakak pernah meliatnya?"
Kak Rynoil pun membalas, "Ya. Tapi aku tak tahu siapa dia."
Aku terus memikirkan gadis kemarin. Sepertinya dia 'penting' dalam hidupku. Sampai akhirnya bel masuk berbunyi, aku berusaha berhenti memikirkannya. Ulnie mengajakku mengobrol dan bercanda tawa, secara tidak sadar aku sudah tidak memikirkan gadis itu.

Thursday, 2 February 2012

Cessita and Fellone #1

"Cepatlah! aku sudah hampir terlambat nih!" ucapku sembari menarik tangan kakak.
"Sabarlah sebentar. Aku sedang pakai sepatu ini!" ujar kakak.
"Hati-hati ya!" nasihat Mama. "Baik-baik di sekolah!" lanjut Papa.
Ya, beginilah keseharianku. Aku adalah Cessita Hellive. Kakakku adalah Fellone Hellive. Aku duduk di kelas 2 SMP, sedangkan kakakku duduk di kelas 1 SMA. Kami sudah berkecukupan bahkan lebih. Papa adalah seorang direktur perusaahan dan Mama adalah seorang ibu rumah tangga.
"Nah, sudah sampai. Dah adik," ucap kakak.
"Dah Kakak!" ucapku melambaikan tangan padanya. Aku bersekolah di sekolah yang cukup bagus di kotaku. Tiba-tiba, ada yang menepuk pundakku dari belakang dan menutup mataku. Aku tahu, pasti dia Ulnie, sahabatku. "Ah, Ulnie, itu kau kan?" tanyaku.
"Yah, ketahuan. Hehe, sudah biasa. Tadi kau diantar kakakmu?" Ulnie balik bertanya.
"Iya. Kakak yang mau kok. Lagipula Papa tidak beberatan," jawabku. Biasanya aku selalu diantar oleh Papa. Tapi, kali ini aku diantar oleh kakakku. Sebenarnya aku punya adik, tapi dia sudah meninggal ketika berusia 3 tahun karena suatu penyakit. Dan aku tidak ingin mengingat hal yang bisa membuatku menangis.
"Ah, kau ini bagaimana? Tadi kau hampir menabrak pohon!" ucap Ulnie yang membangunkanku dari lamunanku.
"Benarkah? Ya maaf."
Di kelas, anak-anak sudah sibuk sendiri. Ada yang saling bercanda tawa, piket kelas, kejar-kejaran, dll. Kelasku memang begini, pasti ramai. Aku duduk di sebelah Jenni, dan mulai bercerita. Bel berbunyi, dan kami memulai pelajaran.
Pulang sekolah, asik! Hal ini yang paling kutunggu. Pelajaran terakhir telah membuatku cukup mengantuk dan hampir tertidur. Dan kali ini, aku dan Ulnie pergi ke mall dekat sekolah. Di sana, kami berkeliling dan melihat-lihat. Tahu kenapa kami tidak membeli. Benar, kami tidak punya uang. Biasa, anak sekolah kan uangnya tidak banyak. Setelah puas berkeliling, kami mampir di sebuah restoran. Di sana, aku melihat kakakku sedang menunggu makanan datang dan bercanda ria dengan temannya. Aku segera menghampirinya. Tentu saja kakakku terkejut.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya kakak.
"Aku memang sedang disini." jawabku.
"Siapa dia?" tanya teman kakak.
"Ini adikku, Cessita. Adik, ini teman kakak, Occen," jawab kakak.
Kami berbincang-bincang dan bercanda tawa. Tiba-tiba kakak seperti keheranan. Langsung saja kutanya, "Kenapa kak? Ada apa?"
"Itu, sepertinya aku pernah melihatnya," jawab kakak sembari menunjuk gadis cantik yang berdiri di dekat kasir.
"Siapa dia?"

Wednesday, 1 February 2012

Simple Plan - Jetlag

What time is it? Where you are?
I miss you more than anything
Back at home you feel so far
Waitin' for the phone to ring

It's gettin’ lonely livin’ upside down
I don't even wanna be in this town
Tryin' to figure out the time zones 
Makin' me crazy

You say good morning
When it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's driving me mad
I miss you so bad
And my heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged

What time is it where you are?
Five more days and I'll be home
I keep your picture in my car
I hate the thought of you alone

I've been keepin' busy all the time
Just to try to keep you off my mind
Tryin' to figure out the time zones 
Makin’ me crazy

You say good morning
When it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's drivin' me mad
I miss you so bad
And my heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Is so jet lagged

I miss you so bad [x5]
I wanna share your horizon
I miss you so bad
And see the same sunrising
I miss you so bad
Turn the hour hand back to when you were holding me.

You say good morning
When it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's drivin' me mad
I miss when you say good morning
But it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's drivin' me mad
I miss you so bad
And my heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Is so jetlagged
Is so jetlagged